Minggu, 15 Februari 2009

SOSOK TANPA . . . . . . . . .

Kisah ini saya alami ketika saya duduk dibangku SMP Kelas II. Waktu itu, saya dan teman – teman sebaya mengadakan kemping di Desa Sabang (19 Km dari kota Tolitoli). Tenda yang kami gunakan adalah sejenis tenda pramuka ukuran kecil yang hanya bisa menampung 3 (tiga) orang. Sementara itu jumlah kami ada 6 (enam) orang. Jadi masing masing tenda dihuni oleh tiga orang. Jarak antar tenda berkisar 3 meter dan saling berhadapan. Lokasi tempat kami mendirikan tenda berada di tepi pantai yang kami anggap suasananya lebih asyik.

Saat itu merupakan hari kedua kami berada di lokasi perkemahan. Setelah beraktifitas seharian, pada malam harinya sekitar pukul 20.00 Wita kami berinisiatif untuk mencari ikan di tepi pantai ketika air agak surut, yang dalam istilah lokal disebut ba lobe. Saat itu kami membagi dua kelompok untuk pergi mencari ikan. Kelompok pertama adalah rekan-rekan yang berada di tenda sebelah. Setelah kurang lebih 2 jam, akhirnya rekan-rekan kami yang tadinya pergi mencari ikan kembali ke tenda dengan tangan hampa. Ketika ditanya kenapa tidak membawa seekor ikan pun ketika pulang, mereka menjawab dengan alasan katanya airnya keruh sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan ikan.

Dengan rasa kurang percaya, akhirnya kami bertiga kembali turun ke pantai dengan tujuan yang sama yaitu mencari ikan (ba lobe). Tetapi ternyata apa yang dikatakan teman2 kami tadi rupanya benar, air laut sangat keruh saat itu. Karena memang kebetulan tidak jauh dari tempat tersebut adalah merupakan muara sungai. Jadi kami berkesimpulan bahwa ini berindikasi akan turun hujan karena air sungai agak keruh dan di dukung pula dengan suasana langit pada malam itu yang mulai mendung. Akhirnya kami bersepakat untuk kembali ke tenda agar jangan sampai kehujanan.

Dalam perjalanan pulang kami bertiga berjalan beriringan, posisi saya pada waktu itu berada di tengah karena kebetulan lagi membawa lampu pelita. Meskipun takut jangan sampai kehujanan di perjalanan tetapi kami waktu itu berjalan seperti biasanya tanpa ada kesan terburu – buru.

Ditengah perjalanan, dalam jarak kurang lebih 30 meter saya melihat ada seseorang yang sedang menuju kemari dalam arah yang berlawanan dengan kami. Meskipun agak remang-remang karena terbalut kegelapan malam tetapi mata saya dapat menangkap sosok orang tersebut karena dia menggunakan baju berwarna putih.

Karena posisi saya yang sedang membawa lampu sehingga konsentrasi saya agak terbagi

karena saya harus melihat kebawah untuk memperhatikan jalan maka sosok tersebut hanya beberapa detik saja saya perhatikan. Sesaat kemudian pandangan saya tertuju kedepan lagi, dan kali ini sosok tersebut sudah berjarak sekitar 15 Meter dari kami. Sosok tersebut menggunakan celana pendek, kaos lengan pendek berwarna putih, berkulit gelap (mungkin pengaruh malam kalee..) dan berwajah………….Subhanallah…Seketika saya tersentak kaget…terasa lemas tulang – tulang ku saat itu.

(Ketika kata – kata ini saya ketik, merinding bulu kudukku mengingat kembali kejadian tersebut).

Astagfirullah……Sosok yang hanya berjarak 15 meter dari kami ternyata wajahnya tidak dapat kami lukiskan dengan kata – kata karena sosok tersebut saya lihat TANPA KE*ALA.

Karena tidak mampu melihat kondisi seperti itu akhirnya saya mengalihkan pandangan saya kembali ke bawah sambil memperhatikan jalan. Hanya beberapa detik kemudian karena didorong oleh rasa penasaran akhirnya saya memberanikan diri untuk melihat kembali sosok tersebut yang jelas saat itu sudah semakin dekat dengan jarak kami bertiga. Ketika saya mengangkat pandangan saya untuk melihatnya, apa yang nampak adalah dalam jarak sekitar 5 – 6 Meter dari kami ternyata sosok tersebut masih seperti semula ketika pertama kali saya perhatikan……TANPA KEPALA.

Karena tidak mampu juga melihat kondisi seperti itu akhirnya saya mengalihkan kembali pandangan saya kebawah, berserah diri kepada Allah SWT….sambil berdoa agar terhindar dari hal – hal yang tidak kita inginkan. Detik – detik yang mendebarkan saat itu terus saya waspadai apalagi ketika tiba saatnya sosok tersebut akan melewati kami bertiga.

Bagaimana dengan rekan – rekan saya yang berada disamping kiri dan kanan???

Saat itu saya tidak ada keinginan untuk menanyakan apa yang saya lihat dan nampaknya mereka berdua juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun saat itu. Dalam hati saya berpikir ini hanya halusinasi atau mungkin hal ini hanya saya yang lihat. Jadi percuma juga saya tanyakan sama mereka, lagian juga kalau saya tanyakan justeru keadaan akan semakin panik. Maklum, yang di lihat ni bukan bidadari yang turun tanpa selendang.

Beberapa saat kemudian setelah peristiwa itu akhirnya kami tiba kembali di tenda kami. Angin mulai berhembus kencang dan hujan pun mulai turun perlahan – lahan. Pada saat itu tiba – tiba rekan saya yang tadi bersama – sama saya dari mencari ikan, bertanya pada kami berdua. “Ngoni (kamu) dua da liat kah itu orang yang ketemu dengan torang (Kita) tadi di jalan waktu kemari?” tanya rekan saya. Dengan wajah seakan – akan tidak merasakan sesuatu yang aneh, saya kembali bertanya “ iya saya liat, memangnya kenapa itu orang?”. Dia menjawab “Tadi saya liat sepertinya dia itu tidak punya kep*la”. Belum sempat saya mengeluarkan sepatah kata, tiba – tiba teman saya yang satunya lagi langsung mengatakan “iya, saya juga liat begitu……itu orang tidak ada kep*lanya”. Setelah masing – masing dari kami membahas kejadian tadi, sejenak kemudian kami bertiga terdiam. Kami mulai berpikir entah apa yang harus dilakukan selanjutnya setelah kejadian yang kami alami. Apakah rekan-rekan yang di tenda sebelah harus diberitahu juga?. Kami pikir lebih baik cukup kami bertiga yang tahu, dengan pertimbangan bahwa teman-teman disebelah itu baru kali ini ikut kemping atau kegiatan seperti ini. Jadi, kemungkinan mereka pasti panik jika tahu ini kejadian.

Akhirnya kami bertiga memutuskan bahwa untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan maka kami bertiga yang harus menyiapkan diri dan mewaspadai setiap hal – hal yang dianggap mencurigakan. He..he..he…mau jadi Rambo atau Pahlawan kemalaman???

Ditengah suasana hati yang tidak menentu, angin bertiup semakin kencang bak tornado yang siap meluluh lantakkan apa yang dilewatinya. Hujan semakin deras berjatuhan dari langit yang telah terbungkus kegelapan. Kami mendengar rekan – rekan di tenda sebelah sedang sibuk menghadapi peristiwa itu sambil sesekali kami berteriak kearah mereka untuk menanyakan keadaan. Dengan berusaha tetap tenang kami mencoba untuk berdiam didalam tenda sambil membenahi keadaan didalam tenda.

Tanpa di komando atau tanpa menunggu bunyi sumpritan tiba – tiba saya melompat melewati teman saya yang lagi berbaring. Karena Posisi saya pada waktu itu merukuk (setengah berjongkok), sementara disamping kepalaku tepatnya ditelinga sebelah kanan saya mendengar suara orang bahosa (mungkin bhs indonya “tersengal - sengal”, yah..persisnya seperti orang yang habis lari jauh sampai sulit untuk bernapas..he..he..).

Karena melihat saya yang melompat refleks, spontan dua rekan saya juga ikut melompat panik….he..he..he..

Keadaan semakin tidak enak apalagi cuaca diluar juga semakin buruk, kami berusaha sekuat mungkin untuk bisa mengendalikan diri untuk tetap tenang dan waspada.

Waktu telah menunjukkan pukul 02.30 Wita. Sebenarnya diantara kami bertiga hanya satu orang yang punya kebiasaan merokok meskipun masih duduk dibangku SMP kelas II. Tetapi saat itu karena kami bertiga mulai dihantui kegelisahan akhirnya tenda kami mulai diselimuti asap yang keluar dari batangan rokok yang terselip diantara jari –jari kami. Nikmat sih…tidak, batuk…..iya lahh. Ditengah kepulan asap rokok yang semakin menebal tiba-tiba separuh tenda kami telah roboh akibat salah satu pasak tercabut dari tempatnya. Lantas bagaimana???

Tak seorang pun yang berani keluar untuk memperbaikinya dikarenakan angin yang sangat kencang dan hujan yang lebat dan juga mungkin……….hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

Ketika lagi sibuk berpikir siapa yang harus keluar untuk memasang kembali pasak tersebut, tiba – tiba salah satu teman saya telah terlempar keluar tenda karena pant*tnya ditendang oleh teman saya yang satunya. Spontan kami berdua akhirnya tertawa sampai terpingkal – pingkal. Karena sudah berada diluar tenda, akhirnya mau tidak mau rekan saya tersebut terpaksa membetulkan kembali pasak tenda.

Selesai……..

Nantikan kisah lainnya yang tak kalah seru…….

3 komentar:

  1. HI SALAM KENAL YA...AKU FOLLOW LINK KAMU JANAG LUPA FOLLOW BALIK YA

    BalasHapus
  2. hi met knl follow balik link gw y ok

    BalasHapus
  3. Thanks sob atas kunjungannya...
    salam kenal kembali...
    And sy juga dah visit balik...sekaligus follow..
    thx..

    BalasHapus